IBADAH HAJI
DIMULAI TANGGAL 8 DZULHIJJAH.
Di hotel
Makkah: Potong kuku dan mandi besar, ini termasuk dilakukan wanita yang
sedang haid, kemudian memakai parfum di badan dan rambut kepala, bukan meminyaki pakaian ihrAm. (berdasar hadits dari ‘Aisyah riwayat Al Bukhori, Muslim)
Kemudian
berpakaian ihrom. TIDAK ADA SHOLAT SUNNAH IHRAM HAJI. Naik Bus menuju
perkemahan Mina. Setelah bus mulai berangkat, kemudian berniat haji dalam hati,
sambil melafalkan :
لَبَّيْكَ وَحَجًّا
Labbaika Hajjan
لَبَّيْكَ
اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ.لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ.إِنَّ الحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالمُلْكُ.لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Labbaikalloohumma Labbaik Labbaika Laa Syariika Laka
Labbaik Innal Hamda Wan Ni’mata, Laka Wal Mulk Laa Syariika Lak
Ya Alloh Aku Datang Memenuhi Panggilanmu Aku Penuhi
Panggilanmu Tiada Sekutu Bagimu Bagimu Aku Memenuhi Panggilanmu Sungguh
Pujian, Kenikmatan Dan
Kerajaan Hanya Bagimu Tiada
Sekutu Bagimu (Berdasar hadits dari Abdulloh bin Umar riwayat Bukhori: 1549,
Muslim: 2868)
Menuju Mina
untuk mabit Tarwiyah. Selama ihrom saling mengingatkan semua larangan:
1.
hubungan seks,
2.
memakai parfum,
3.
potong kuku,
4.
cabut rambut,
5.
merusak pepohonan,
6.
memburu dan membunuh binatang
halal yang liar
7.
wanita menutup wajah dan
tangan.
8.
laki-laki menutup kepala dan mata
kaki.
9.
memakai pakaian
berjahit
Jika
melanggar salah satu dari 8 larangan tersebut (selain hubungan seks), harus membayar dam, pilihlah salah satu
dari 3 dam:
1.
menyembelih seekor kambing
2. atau
puasa 3 hari
3. atau
memberi makan/bahan makan 6 orang fakir-
miskin, masing-masing ½ sha’ (1¼ kg) bahan
makan, kurang lebih setiap fakir miskin seharga 20
reyal (seharga 20 reyal ini diukur dengan
harga satu porsi makan kenyang)
Larangan
lain :
-
Berbuat maksiat dan berbantah-bantahan
-
Nikah dan menikahkan
Catatan:
Apabila
berhubungan seks, damnya menyembelih seekor unta dan hajinya batal.
MENUJU MINA UNTUK MABIT TARWIYAH
Kegiatan
mabit tarwiyah didominasi ibadah.
Dimulai
sholat Dhuhur jamaah tepat waktu, diqoshor, 2 rokaat, tanpa dijama’.
Bertalbiyah/pengajian/kultum
ba’da sholat.
Sholat Ashar berjamaah
tepat waktu, dengan diqoshor, 2 rokaat.
Bertalbiyah/pengajian/kultum
ba’da sholat. Sholat Maghrib berjama’ah, tepat waktu.
Bertalbiyah/pengajian/kultum
ba’da sholat.
Sholat Isya’
berjamaah tepat waktu dengan diqoshor, 2 rokaat.
Bertalbiyah/pengajian/kultum
ba’da sholat. Sholat Shubuh berjamaah.
Bertalbiyah/pengajian/kultum ba’da
sholat.
(Berdasar hadits dari Ibnu Mas’ud,
riwayat Al Bukhori)
Setelah sholat Shubuh (tgl 9 Dzulhijjah)
siap-siap menuju Arofah.
Kemudian naik Bus menuju Arofah sambil
bertalbiyah, diselingi takbir hari raya.
(berdasar hadits dari Jabir riwayat
Muslim)
WUKUF DI ARAFAH (9
Dzulhijjah)
Kegiatan didominasi ibadah, kurangi senda
gurau, rofats, fusuq,
jidal. Ibadah wuquf
dimulai masuk waktu Dhuhur.
Diawali dengan dzikir dan doa semampunya, sendiri- sendiri.
لاَ
إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه
لَه
اْلمُلْكُ وَلَه اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Laa Ilaaha
Illallooh Wahdahuu Laa Syariikalah, Lahul Mulku Walahul Hamdu, Wa Huwa ‘Alaa
Kulli Syai in Qodiir.
Tidak ada tuhan selain allah
yang esa, tiada sekutu
baginya baginya kerajaan dan baginya
pujian dan dia atas segala sesuatu berkuasa
(berdasar hadits
dari Amar bin Syu’aib riwayat
Ahmad Tur- mudzi
: 300)
IBADAH WUQUF DIMULAI SAAT MASUK WAKTU DHUHUR
Diawali
dengan khutbah wukuf satu kali. Selesai khutbah, muadzin menyuarakan adzan.
Diteruskan iqomah untuk jama’ah sholat
Dhuhur dua roka’at. Iqomah lagi, untuk jama’ah shalat Ashar, dua roka’at.
(Jama’ taqdim qoshor).
DILANJUTKAN
DZIKIR DAN DOA LAGI SEMAMPU- NYA SENDIRI-SENDIRI.
Menjelang
Maghrib, berkumpul untuk berdo’a menghadap qiblat sambil mengangkat tangan.
Sesudah
Maghrib naik bus menuju Muzdalifah, sambil bertalbiyah
MABIT DI MUZDALIFAH. (Malam tanggal 10 Dzuhijjah) Selama
mabit kegiatan didominasi istirahat.
Mula-mula sholat Maghrib dan Isya’ jama’ ta’khir qoshor.
Menjelang
pagi, berdoa menghadap
kiblat, sambil mengangkat tangan. (berdasar hadits dari
Jabir riwayat Muslim) Naik Bus menuju Mina,
sambil talbiyah.
MABIT DI MINA SELAMA
HARI TASYRIQ
(10
Dzulhijjah sampai 12 atau 13 Dzulhijjah)
Sampai di
Mina istirahat sejenak, untuk persiapan melakukan tahallul HAJI.
TAHALLUL HAJI TAMATTU’ ada empat:
Thowaf
Ifadhoh, lempar jumroh ‘Aqobah, cukur, dan menyembelih hadyu.
Apabila sudah
melakukan 2 amalan dari 4 amalan tersebut maka disebut tahallul awal. Orang
yang berhaji sudah terbebas dari larangan ihrom kecuali hubungan seks.
Apabila ke 4
amalan sudah selesai dilakukan disebut tahallul
tsani.
Catatan:
Penyembelihan hadyu
dimulai tanggal 10 s.d. 13 Dzulhijjah.
MELEMPAR JUMROH AQOBAH
Pilihlah
waktu melempar Jumroh Aqobah sesudah Shubuh atau sesudah ‘Ashar (berdasar
hadits dari Ibnu Abbas riwayat Al Bukhori)
Sebenarnya
yang afdhol adalah antara jam 9 s.d. 11, namun amat sangat rawan bagi
keselamatan, karena berjuta orang memilih waktu afdhol ini. Membawa 7 buah
kerikil, dari perkemahan jalan kaki bersama sambil bertalbiyah (berdasar
hadits dari Fadhil bin Abbas riwayat Muslim )
CARA MELEMPAR:
Kerikil
dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari kanan dengan gaya melempar, yaitu
kerikil diayun dekat telinga kanan lalu kerikil dilemparkan. Mulai melempar
pertama, dengan bacaan:
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ
BISMILLAAHI WALLOOHU
AKBAR
Dengan Nama Alloh, Alloh Yang Maha Besar
Melempar kedua sampai dengan
ketujuh, setiap melempar sambil
mengucap:
اللهُ أَكْبَرُ
ALLOOHU AKBAR
(berdasar hadits dari Jabir riwayat
Muslim). Setiap selesai
satu lemparan, mengucap:
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَ ذَنْبًا
مَغْفُوْرًا
Allahummaj’alhu hajjan mabruron, wa dzanban maghfuron.
Ya alloh jadikanlah hajji
mabrur dan dosa Yang diampuni (berdasar hadits dari mughiroh
riwayat ahmad)
Selesai
melempar Jumroh Aqobah, tidak ada doa apapun, bacaan talbiyah dihentikan.
Pulang ke
kemah sambil takbir hari raya.
Kemudian
masih dalam keadaan berpakaian ihrom cukur gundul, selesai cukur ganti pakaian
biasa.
Berarti bebas
semua yang dilarang selama ihrom, kecuali hubungan seks.
TETAP DI KEMAH MINA UNTUK MABIT HARI TASYRIQ (yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah)
Pada tgl 11,
12, 13 setiap hari melempar 3 jumroh, waktunya ba’da Dhuhur, karena sangat
berdesakan, pilihlah waktu yang nyaman, yaitu sesudah ‘Ashar. Siapkan 21
kerikil, berjalan kaki, sambil bertakbir menuju JAMAROT (tempat pelemparan)
TANGGAL 11 DZULHIJJAH.
Membawa 21 kerikil, berangkat bersama sambil bertakbir hari raya.
Melempar 3 Jumroh: Dimulai
melempar Jumroh ULAA 7
kali, cara dan bacaannya sama dengan ketika melempar Jumroh Aqobah.
Sesudah melempar Jumroh
ULAA lalu ke arah menyamping bersama-sama, untuk berdoa sendiri-sendiri.
Lalu melempar Jumroh WUSTHO 7 kali, bacaannya sama dengan ketika melempar
jumroh ULAA.
Selesai melempar Jumrah WUSTHO lalu ke arah menyamping bersama-sama, untuk berdoa sendiri-sendiri.
Lalu melempar AQOBAH 7 kali, cara dan bacaannya sama dengan ketika melempar Jumroh WUSTHA.
Selesai melempar Jumroh AQOBAH tidak berdoa langsung pulang bersama-sama sambil
bertakbir hari raya.
TANGGAL 12 DZULHIJJAH.
Membawa 21
kerikil atau lebih, berangkat bersama sambil
bertakbir hari raya.
Melempar 3 Jumroh, pilih waktu ba’da Ashar.
Caranya sama dengan ketika melempar tanggal 11. Pulang bersama-sama sambil bertakbir hari raya.
Jika mabit sampai tanggal 12 kemudian pulang kembali ke hotel Makkah, kepulangan itu disebut nafar awwal.
Jika mabit sampai tanggal 13 baru pulang kembali ke hotel Makkah,
kepulangan itu disebut
nafar tsani.
Walaupun diperbolehkan nafar
awwal, KBIHU ‘Aisyiyah memilih nafar
tsani sebagaimana hajinya Rasululloh Shollallahu ‘alaihi
wa sallam.
TANGGAL 13 DZULHIJJAH.
Membawa 21
kerikil atau lebih, berangkat bersama sambil bertakbir hari raya.
Melempar 3 Jumroh,
waktunya sudah ditentukan oleh maktab.
Caranya sama
dengan ketika melempar tanggal 11 dan 12. Selesai melempar 3 Jumroh, persiapan
kembali ke hotel Makkah dengan naik bus.
Sampai di
hotel, istirahat untuk persiapan MELAKUKAN TAHALLUL TSANI, YAITU THOWAF IFADLOH DAN SA’I.
(DENGAN MEMAKAI PAKAIAN BIASA.) (Bagi yang sakit, thowafnya menanti sembuh dan
wanita haid thowafnya menanti suci)
Pada saatnya
nanti setelah sembuh dan suci haid, diantar oleh mahrom dan pembimbing untuk
thowaf dan sa’i.